Penurunan bunga bersedia dongkrak user dan penyaluran pinjaman fintech

Penurunan bunga bersedia dongkrak user dan penyaluran pinjaman fintech Penurunan bunga bersedia dongkrak user dan penyaluran pinjaman fintech

BERITA - JAKARTA. Maraknya praktik pinjaman online (pinjol) ilegal tak berpengaruh gendut terhadap kinerja para pemain fintech P2P legal. Pengguna maka penyaluran kredit sejumlah fintech masih tercatat meningkat.

Terlebih, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) beberapa batas langsung sudah menyepakati akan memangkas bunga mengangsur harian pinjaman online (pinjol) seagung 50% merupakan 0,4% per hari. Hal tercatat sebagai upaya agar pinjaman online bisa lebih terjangkau beserta skala ekonomis, terus sebagai upaya dalam memerangi pinjol ilegal.

PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz) mengatakan, penurunan bunga hutang melaksanakan jumlah pengguna dan penyaluran pinjaman cenderung naik hadapan kuartal IV tahun ini.

Alie Tan, CEO KrediFazz mengatakan, bunga yang dikenakan KrediFazz saat ini segendut 6% per bulan atau 0,2% per hari. "KrediFazz semenjak awal sudah berkomitmen bagi menyalurkan kredit bersama bunga yang terjangkau kepada masyarakat bersama berbuatsama bersama lender yang tepat," kata Alie kepada bayar di tempat.co.id, Rabu (17/11).

KrediFazz tahun ini menargetkan pembiayaan tumbuh dua kali lipat dibanding tahun lalu. 

Fintech P2P lending KoinWorks pun mengaku pertumbuhan kinerja tahun ini sangat baik. KoinWorks menargetkan bisa menyalurkan pinjaman Rp 5 triliun sampai akhir 2021. Sampai kuartal III 2021 sudah tercapai Rp 3,4 triliun dengan total pengguna agak mencapai 1 juta

Chief Marketing Officers KoinWorks Jonathan Bryan mengatakan, Koinworks memang fokusnya atas pinjaman produktif dimana tujuannya bagi membantu UKM bisa berkembang lewat adanya akses ke layanan pinjaman, sehingga koinworks tidak mematok bunga harian yang keras. Bunga bulanan koinworks doang mulai ketimbang 0,75% atau 0,025% per hari.

Sementara, CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, pihaknya memproyeksikan akan menyalurkan pinjaman seleluasa hampir Rp 2 triliun dempet tahun ini. Sementara dempet tahun depan, target penyalurann pinjaman mencapai Rp 4 triliun.

"Bunga rata-rata Akseleran di 18% per tahun, atau 1,5% per bulan atau 0,05% per hari, suntuk atas batas maksimal bunga nan ditetapkan. Kalau Akseleran produknya pinjaman produktif dengan pinjaman berkisar atas Rp 50 juta s/d Rp2 miliar, jadi beda segmen dan tidak berpengaruh kepada kinerja kami," jelas Ivan.

Sementara itu, Fintech P2P AdaKami menyatakan telah memangkas bunga pinjaman selaku 0,4% bertimbal arahan OJK mengenai bunga sebelumnya nan sesenggang 0,8%.

Jonathan Kriss, Business Development Manager AdaKami menyebut, penurunan bunga ini memang cukup berat dari sisi platform.

"Tetapi tujuan dari penurunan ini sebetulnya untuk menreaksi fenomena yang terjadi yaitu fintech ilegal. lewat penurunan bunga ini kita mengharapkan kualitas user kita jadi lebih doyan membantu selain tadi memerangi pinjol ilegal," kata dia.

Jonathan mengatakan, per Agustus 2021 user AdaKami naik 100%. Pihaknya agak memproyeksikan penyaluran pinjaman mencapai Rp 12 triliun santak akhir tahun. Sementara per awal November 2021, AdaKami sudah menyalurkan pinjaman mencapai Rp 8,42 triliun.

 

Cek Berita mengiringi Artikel yang lain di Google News