DPR Sahkan APBN 2019, Sri Mulyani: Desain Anggaran Gambarkan Optimisme

DPR Sahkan APBN 2019, Sri Mulyani: Desain Anggaran Gambarkan Optimisme DPR Sahkan APBN 2019, Sri Mulyani: Desain Anggaran Gambarkan Optimisme

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU APBN) 2019 terdalam sesak paripurna, Rabu (31/10). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN 2019 menggambarkan optimisme terhadap perekonomian.

"Desain APBN 2019 menggambarkan optimisme namun demi tetap menjaga kehati-hatian karena memang lingkungan adapun kita hadapi penuh tantangan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (31/10).

APBN 2019 disusun atas asumsi pertumbuhan ekonomi segendut 5,3%, lebih luhur dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini yang segendut 5,17%. Pertumbuhan terutama ditopang sama konsumsi rumah tataran yang tumbuh stabil serta investasi.

Sementara itu, asumsi nilai tukar rupiah menjadi rata-rata Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) atau naik dibandingkan asumsi awal seadi Rp 14.500 per dolar AS. "Perubahan terkandung menjadi lebih sejalan dan kredibel sepadan tantangan dan kondisi neraca pembayaran Indonesia saat ini dan ke depan," ujar dia.

(Baca agak: Banggar DPR Setujui RAPBN 2019, Subsidi Energi Susut Jadi Rp 160 T)

Asumsi makro lainnya, yaitu inflasi ditargetkan sebesar 3,5%, SPN 3 bulan 5,3%, harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 70 per barel, lifting minyak 775.000 barel per hari (BPH), lagi lifting gas 1,25 juta barel setara minyak per hari.

Pendapatan negara ditetapkan segendut Rp 2.165,1 triliun, naik 13,76% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini yang segendut Rp 1.903 triliun. Di sisi lain, belanja negara ditargetkan segendut Rp 2.461,1 triliun, naik 11% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini Rp 2.217,2 triliun.

Dengan demikian, defisit anggaran ditargetkan segendut Rp 296 triliun atau 1,84% ketimbang Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit terhormat merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.

(Baca terus: RUU APBN 2019 Dimufakati, Target Defisit Anggaran Rp 296 Triliun)

Secara rinci, pendapatan negara berpangkal melalui penerimaan perpajakan sehebat Rp 1.786,4 triliun atau naik 15,36% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini Rp 1.548,4 triliun; penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sehebat Rp 378,3 triliun atau naik 8,35% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini Rp 349,1 triliun; dan penerimaan hibah Rp 400 miliar atau turun 92,56% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini Rp 5,3 triliun.

Sementara itu, belanja negara terdiri ketimbang belanja pemerintah pusat Rp 1.643,3 triliun, atau naik 13,05% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini yang seadi Rp 1.453,6 triliun, sedangkan transfer ke daerah mengiringi anggaran desa seadi Rp 826,8 triliun atau naik 8,27% dibandingkan proyeksi realisasi tahun ini Rp 763,6 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, alokasi belanja pemerintah pusat diarahkan untuk peningkatan daya saing bangsa melampaui peningkatan kapasitas SDM, penguatan infrastruktur, peningkatan efektivitas program perlindungan sosial, pelaksanaan agenda demokrasi, penguatan birokrasi yang efisien maka efektif, serta antisipasi ketidakpastian terhadir mitigasi risiko bencana.

 

Asumsi Makro

Pertumbuhan ekonomi 5,3%

Inflasi 3,5%

Nilai tukar Rp 15.000 per dolar AS

Suku bunga SPN 3 bulan 5,3%

Indonesia Crude Price US$ 70 per barel

Lifting minyak 775.000 barel per hari (BPH)

Lifting gas 1,25 ribu barel setara minyak per hari

 

Target pembangunan 

Angka Pengangguran 4,8-5,2%

Angka Kemiskinan 8,5-9,5%

Gini rasio 0,380-0,385

Indeks Pembangunan Manusia 71,98